Laman

4 Juni 2012

Kasek SMAN 5 Batam Studi Banding ke Luar Negeri, Ratusan Siswa Terbengkalai


BATAM (BisnisKepri.com): Kepala Sekolah dan tujuh guru SMA Negeri 5 Batam melakukan studi banding ke Malaysia tanpa perencanaan matang sehingga mengakibatkan proses belajar mengajar di sekolah tersebut menjadi amburadul.
Pengelola sekolah yang melakukan studi banding tersebut diantaranya Kepala Sekolah, dua wakil kepala sekolah, petugas TU dan empat tenaga pengajar lain.
Persoalan ini secara kebetulan terungkap, setelah salah seorang anggota Komisi IV DPRD Batam, Udin P Sihaloho mendapat pesan singkat dari beberapa siswa di SMA Negeri 5 Batam yang menyebutkan mereka tak mendapat pelajaran lantaran beberapa guru sedang studi banding.
Informasi tesebut kemudian  ditindaklanjuti Udin dengan melakukan inspeksi mendadak pada Senin 30 April 2012.
“Laporan dari para siswa kita tindak lanjuti dan ternyata benar, ada beberapa guru yang tak mengajar lantaran studi banding ke Malaysia. Selain itu, beberapa guru lain ada juga yang tak hadir, sehingga para siswa tak bisa mendapat pelajaran,” jelas Udin seusai sidak.
Menurut Udin, studi banding yang dilakukan beberapa guru di sekolah tersebut perlu dipertanyakan karena selain mengakibatkan siswa menjadi tidak belajar, asal usul dana dan tujuan studi banding ini perlu diperjelas.
Sementara itu, beberapa guru yang tidak ikut studi banding mengaku baru tahu kalau ada sebahagian dari mereka yang melakukan studi banding.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMAN 5 Batam, Zulfiani membenarkan ada delapan guru yang melakukan studi banding ke Malaysia sejak Minggu 28 April 2012.
Studi banding tersebut dijadwalkan akan berlangsung selama dua hari dan akan berakhir pada Selasa 1 Mei 2012.
Menurutnya, studi banding yang dilakukan delapan guru dan siswa tersebut tidak diketahui semua guru yang ada di sekolah tersebut, bahkan mereka baru tahu setelah dipertanyakan anggota DPRD Batam.
Terkait beberapa siswa yang tak mendapat pelajaran pada hari ini, Zulfiani membenarkan, karena sebanyak lima kelas tidak melakukan proses belajar mengajar lantaran jumlah guru kurang memadai untuk menggantikan mereka yang sedang berstudi banding.
“Jumlah guru yang tinggal tak dapat menangani semua kelas, terpaksa harus ada yang tak belajar. Makanya kita suruh mereka menanam bunga,” bilangnya.(K59)

0 komentar:

Posting Komentar