Laman

22 November 2011

ORANG TUA ATAU ANAK YANG SALAH???

Sering sekali kita mendengar pertanyaan, bagaimana kondisi generasi penerus bangsa masa kini? bagaimana sikap mereka? bagaiamana pengetahuan mereka tentang perkembangan dan peradaban dunia? bagaimana semangat mereka untuk menuju masa depan?. Saat semua pertanyaan tersebut terjawab dengan kalimat-kalimat “negatif”, maka secara spontan kita bertanya apa yang membuat mereka seperti itu???, bagaimana pola pendidikan mereka? bagaimana pola asuh mereka? bagaimana kondisi keluarga mereka? bagaimana lingkungan bermain mereka?.

Banyak cerita yang menyebutkan bahwa gradasi moral terhadap remaja masa kini ialah karena kesalahan orang tua yang terlalu sibuk diluar dan tak mampu mendidik anak-anaknya, bahkan mereka mendelegasikan tugasnya mendididk anak pada orang-orang yang benar-benar tidak sepantasnya untuk memegang amanah itu. Disini saya ingin menyatakan bahwa dibalik gradasi moral remaja masa kini, banyak faktor yang mempengaruhi, bukan hanya karena kesibukan orang tua. Masih pantaskah kita menyalahkan mereka karena kesibukan mereka diluar, yang sesungguhnya kesibukan mereka pun untuk masa depan dan memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya.

Rasanya tak adil jika seluruh permasalahan dijatuhkan pada orang tua yang terlalu sibuk dan melupakan anak-anaknya, mungkin direlung hatinya yang terdalam sudah berusaha semaksimal mungkin untuk kebaikan seluruh keluarganya, namun inilah realita kehidupan yang tak bisa terbantahkan dan dengan berbagai keterbatasan “tak ada manusia yang sempurna”.

Dalam hal ini, keterbatasan kita untuk menganalisis problematika remaja, tentunya lebih banyak dibutuhkan pengertian dari masing-masing pihak. karena hingga saat ini tidak ada “SEKOLAH KHUSUS ORANG TUA” sekolah yang mndidik bagaimana menjadi orang tua yang ideal dan sekolah yang mencetak sarjana-sarjana orang tua, serta para ahli di bidang keorang-tuaan. Disinilah kita sama-sama berperan untuk berfikir solitif dan bertindak konstruktif, bukan lagi siapa yang bersalah dan apa yang harus dilakukan yang bersalah. Melainkan bagaimana kita bisa sama-sama membangun kondisi yang kondusif dan merangkul para remaja untuk menjadi “Generasi yang Kuat” baik dari sisi moral, aqidah, intelektual, emosional, dan dari sisi ekonomi.

Gradasi moral remaja masa kini bisa jadi kontribusi kita sebagai generasi-generasi sebelumnya, maka dalam rekonstruksi ini adalah tanggung jawab bersama.

Tidak ada orang tua yang selau salah dan tidak ada anak yang selalu benar, melainkan hanya butuh untuk saling mengingatkan satu sama lain dengan cara yang baik serta saling mendoa’kan. Mari kita bangun bersama generasi muda yang menjadi aset bagi generasi berikutnya menjadi “Generasi yang Tangguh” tanpa harus saling menyalahkan siapapun dan apapun.


sumber : http://ku3notes.wordpress.com/2011/10/14/orang-tua-atau-anak-yang-salah/

0 komentar:

Posting Komentar